Beranda Berita Politisi PDIP: Hindari Ego Pro Kontra Penerapan PSBB

Politisi PDIP: Hindari Ego Pro Kontra Penerapan PSBB

347
0

Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mengatakan perlu diberikan sanksi untuk pihak-pihak yang kerap melanggar imbauan pemerintah perihal protokol kesehatan demi memutus persebaran Covid-19.

Rahmad menilai, langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang memutuskan untuk menarik rem darurat atau emergency brake dan kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti awal sebelum transisi harus didukung oleh banyak pihak.

Dalam situasi saat ini tidak perlu ada pro dan kontra terkait keputusan Anies. Kata dia menambahkan, dalam hal ini perlu juga diterapkan sanksi tegas yang mendidik bagi pelanggar aturan.

“PSBB perlu, tapi lebih perlu bagaimana caranya menegakkan disiplin. Saya kira penegakan ini tidak perlu pro dan kontra. Kita menyelamatkan warga Jakarta dan kita harus support. Kita harus hindarkan ego, pro kontra persoalan masalah penerapan PSBB ini,” kata Rahmad.

“Saatnya kita bergandengan tangan bersama masyarakat, pemerintah pusat, kemudian juga pemerintah daerah bergandengan tangan, tidak perlu kita diskusi soal pro kontra masalah PSBB yang diterapkan ini,” ujarnya.

Semua pihak harus bekerjasama dalam upaya menghentikan lajunya persebaran virus corona, serta bagaimana menerapkan penegakan disiplin yang ketat dan mendidik bagi seluruh kalangan.

“Ini menjadi tanggung jawab bersama dengan pemerintah pusat, daerah dan semua pihak, serta warga sehingga warga juga memahami bahwa ini adalah penyelamatan Jakarta dan warganya. Tapi Jakarta tidak sebatas Jakarta saja, tapi juga kota-kota pendukung Jabodetabek. Sehingga saling kerjasama, saling menyelamatkan Jakarta dan sekitarnya dan itu bisa berjalan efektif,” ujarnya.

Rahmad beranggapan, tanpa kerjasama dan penerapan disiplin yang ketat, upaya untuk menghentikan persebaran Covid-19 akan sangat sulit dilakukan.

“Tanpa itu saya kira kita masih jauh dan bisa mengendalikan Covid-19. Sekali lagi, disiplin itu tidak harus represif tetapi juga butuh edukasi, dan yang paling penting juga kita libatkan TNI, Polri, dan Satpol PP bersatu padu untuk menerapkan protokol kesehatan bagi masyarakat,” ucap dia.

Dia menjelaskan, penerapan disiplin ini bukan sekadar aturan saja melainkan untuk menyelamatkan seluruh warga DKI dan sekitarnya.

“Bagi warga juga, ini bukan sebatas disiplin tetapi juga menyelamatkan keluarga masing-masing dan seluruh warga DKI dan sekitarnya. Kita sedikit bersabar sambil menunggu vaksin dan obat. Dalam proses ini soal pilihan menyelamatkan warga dengan risiko kehidupan ekonomi,” ucap Rahmad Handoyo.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here