Beranda Berita Presiden Jokowi menekankan pentingnya memastikan stok beras tetap terjaga di gudang Bulog...

Presiden Jokowi menekankan pentingnya memastikan stok beras tetap terjaga di gudang Bulog Indonesia

128
0

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan penyebab naiknya harga beras di pasaran. akibat naiknya harga beras di semua negara.”Ya karena semua negara naik, kekerek ini. Sama seperti barang-barang yang lain. BBM juga gitu kan kalau harga pasar dunia naik pasti dalam negeri kekerek. Ini harga pangan juga seperti itu,” kata Jokowi setelah mengecek Gudang Bulog Dramaga, di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (11/9).Selain itu, kata Jokowi, beberapa negara menghentikan ekspor beras. Menurut Jokowi, hal ini juga sama seperti saat Ukraina dan Rusia memutuskan menghentikan ekspor gandum yang kemudian mengakibatkan melejitnya harga bahan tersebut.”Sama dulu kayak wheat, gandum. Ukraina sama Rusia yang memiliki stok sampai 200 juta ton, stop. Sehingga udah guncang dan naik harga gandum. Tapi yang paling penting manajemen tata kelola kita dalam menghadapi itu punya,” ujarnya.Kendati demikian, menurut Jokowi, yang terpenting adalah stok beras di gudang-gudang di Indonesia saat ini masih aman. Bahkan, pemerintah juga disebutnya terus memberikan bantuan beras kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM).”Yang penting itu juga nanti ini setelah ritel semua diguyur oleh Bulog, Cipinang diguyur oleh Bulog, kemudian masyarakat juga diberi ini juga, ini kayak operasi pasar memberikan ke rakyat itu. Sehingga stok-stok di rakyat, stok di gudang-gudang swasta semuanya ada. Karena yang kita berikan ini 210 ribu ton bukan barang sedikit loh. Kepada 21,3 juta penerima,” papar dia.Apakah kenaikan harga beras tersebut juga mempengaruhi naiknya inflasi?”Memang di lapangan ada kenaikan meskipun inflasi kita masih terjaga di 3,2 persen,” kata Jokowi.”Kalau inflasi saya kira masih akan terjaga di sekitar 3,” imbuh dia.Bagikan Bansos BerasJokowi meluncurkan bantuan sosial (bansos) beras untuk 21,3 juta KPM. Bansos ini akan berlangsung selama tiga bulan yakni September, Oktober dan November.Sebanyak 640 ribu ton beras akan disalurkan selama tiga bulan kepada puluhan juta keluarga. Setiap bulannya KPM akan menerima 10 kilogram (kg) beras.Dalam kesempatan itu, Jokowi memberikan langsung bansos tersebut.Selain memberikan bansos, Jokowi juga memenuhi permintaan warga yang mendapatkan bansos untuk berfoto. Sebelumnya Jokowi juga membagikan bansos di Gudang Bulog Dramaga Bogor.”Oleh sebab itu mulai 1 September saya perintahkan untuk memberikan bantuan beras ke masyarakat setiap bulan kira kria 210 ribu ton dikeluarkan Bulog untuk bantuan pangan dan ini sudah dimulai terus September, Oktober, November,” ujar Jokowi.Jokowi juga memastikan stok cadangan beras pemerintah (CBP) aman dan di akhir tahun dipastikan mencapai 2 juta ton.”Di dalam gudang 1,6 juta dalam perjalanan 400 ribu ton sehingga ada stok 2 juta. Biasanya stok kita hanya 1,2 juta normal. Ini kita memiliki 2 juta, sehingga kita tidak udah khawatiran,” tutupnya.Impor BerasJokowi juga mengungkap alasan impor beras sebesar 250 ribu ton dari Kamboja. Hal itu untuk memastikan bahwa Indonesia memiliki cadangan strategis stok beras mengingat semua negara saat ini tengah dilanda kekeringan akibat dampak El Nino, ujarnya.”Ini untuk memastikan bahwa kita memiliki cadangan strategis stok. Harus, itu harus. untuk menjaga agar tidak terjadi kenaikan karena memang produksi pasti turun karena El Nino, meskipun juga saya lihat angkanya juga tidak banyak,” kata Jokowi.Jokowi mengungkapkan saat ini impor beras dari Kamboja itu tengah dalam proses. Impor beras sebesar 250 ribu ton tersebut disebutnya bagian dari rencana impor 400 ribu ton dari beberapa negara.”Ini kan sudah semua sebetulnya ini sudah realisasi, terus berjalan. Jadi barangnya dalam perjalanan menuju ke gudang-gudang bulog. Paling lama Pak Kabulog menyampaikan paling lambat November dalam perjalanan. Masak datang ngomong langsung udah sampai gudang,” tutur dia.Selain dengan PM Kamboja Hun Manet, Jokowi mengaku juga sudah berbicara dengan beberapa kepala negara terkait rencana impor beras. Dari mana saja?”Saya sudah berbicara dengan Perdana Menteri Hun Manet, dengan Presiden Bangladesh yang punya stok, dengan Perdana Menteri Modi, dengan RRT juga, dengan kemarin dengan Premier Li,” kata Jokowi.Kendati demikian, kata Jokowi, belum ada keputusan yang diambil dari pembicaraan dengan para kepala negara tersebut. Jokowi mengatakan, perihal harga menjadi salah satu alasan keputusan itu belum diambil.”Saya sudah berbicara dengan banyak tapi kan belum putus. Sehingga saya ini berbicara dengan kepala negara, kepala pemerintahan kemudian ditindaklanjuti negosiasinya oleh Bulog. Kalau barangnya ada, kita antar Presiden, dengan Perdana Menteri sudah oke tapi harganya nggak sambung ya kan nggak ketemu. Ini apapun tetap bulog masalah harga tetap menjadi salah satu dalam negosiasi transaksi itu jadi atau nggak jadi,” papar Jokowi.”Stok kita ini sudah banyak, tetapi kita tetap masih melihat di mana yang bisa kita beli. Untuk tidak sekarang, untuk plan tahun depan juga,” imbuh dia.Sebelumnya, Jokowi menerima kunjungan Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Manet. Ada tiga hal yang disampaikan Jokowi dalam pertemuan bilateral tersebut salah satunya terkait keinginan Indonesia untuk mengimpor 250 ribu ton beras per tahun dari Kamboja.”Hari ini saya ingin menyampaikan tiga hal yang pertama terkait kerja sama ketahanan pangan, saya mengapresiasi sambutan Kamboja terkait keinginan Indonesia untuk mengimpor beras dari Kamboja sekitar 250 ribu ton beras per tahun,” kata Jokowi saat bertemu Hun Manet di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (4/9).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here