Beranda Berita Jumlah Pasien Sembuh Covid-19 Per-tanggal 18 September Tertinggi Sejak Awal Diumumkan

Jumlah Pasien Sembuh Covid-19 Per-tanggal 18 September Tertinggi Sejak Awal Diumumkan

406
0

Menurut data yang ada, hari ini jumlah penambahan pasien yang sembuh hari ini menembus 4.088 kasus, angka ini tercatat tertinggi sejak bulan Maret lalu ketika kasus Covis-19 diumumkan oleh Presiden Jokowi.

“Saat ini angka kesembuhan semakin baik. Recovery rate berada di kisaran 71%, artinya 7 dari 10 orang yang terpapar dari Covid-19 telah sehat dan produktif kembali,” ungkap Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dr. Reisa Broto Asmoro

Per-tanggal 18 September, total pasien sembuh sudah mencapai 170.744 kasus, sementara untuk kasus aktifnya atau jumlah pasien yang masih dalam perawatan yakni 56.409 kasus.

Data-data tersebut menunjukkan bahwa saat ini pasien positif yang sedang dirawat kurang dari 1/3 tota kasus yang ada.
“Yang utama bagi kita semua adalah memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Mari terus biasakan diri dengan menerapkan protokol kesehatan yang benar,” ucap Reisa.

Reisa menyampaikan bahwa Presiden Jokowi telah mengingatkan agar pemerintah daerah tidak asal-asalan dalam mengambil keputusan, dan harus menggunakan data sabaran kasus.

Pemerintah daerah Indonesia diminta untuk membatasi kegiatan sebagai tindakan preventif untuk menekan laju sebaran virus.

“Jadi apabila daerah, kabupaten/kota, tempat kita tinggal, mencatat adanya transmisi lokal, kita sebaiknya membatasi kegiatan. Untuk informasi, transmisi lokal adalah penularan yang berasal dari dalam wilayah itu sendiri,” jelas Reisa.

Dalam upaya menekan sebaran Covid-19, pemerintah telah melaksanakan langkah 3T yakni testing, tracing, dan treatment. Dalam konteks tracing atau pelacakan, Kemenkes telah menemukan lebih dari 1000 kluster. Kluster sendiri dapat terjadi di rumah, tempat kerja maupun tempat berkumpul lainnya.

Penambahan kluster baru ditandai dengan salah satu orang yang positif dan tidak menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Lalu menularkan orang-orang di sekitarnya.

“Kluster bisa terjadi dimana saja, tidak hanya di perkantoran, bisa terjadi di berbagai komunitas termasuk rumah tangga,” jelasnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here