Beranda Berita Meryl Tekankan Pemilih Milenial Proses Kekuatan Politik

Meryl Tekankan Pemilih Milenial Proses Kekuatan Politik

411
0

Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumut Meryl Rouli Saragih menekankan Pemilih Muda atau pemilih Milenial merupakan poros kekuatan dalam politik di Indonesia yang partisipasinya dalam pemilihan kepala daerah sangat dibutuhkan untuk menentukan kepemimpinan dimasa yang akan datang.

Karena itu, lanjutnya, jangan sampai ada pemuda tidak menggunakan hak pilih dalam perhelatan Pilkada 2020 nanti.

“Banyak kalangan milenial yang apatis dan tidak peduli dengan proses politik, padahal kebijakan sekecil apapun dalam kehidupan mereka ditentukan oleh proses politik yang secara konkrit seluruh kebijakan di eksekusi oleh lembaga eksekutif dalam hal ini Bupati/Walikota, maka baik buruknya eksekusi kebijakan ditentukan oleh sosok pemimpin dalam hal ini walikota atau Bupati, sangat rugi jika kalangan Milenial besikap apatis apalagi nantinya jika yang menjadi Pemimpin adalah mereka yang tidak pro rakyat,” ujar Meryl

Dengan tidak menggunakan hak pilih, lanjutnya, berarti menyia-nyiakan hak politik yang diberikan oleh negara dan menyia-nyiakan kesempatan mendudukan orang baik dalam pemerintahan. Sebab itu, pemuda harus menggunakan hak pilih untuk memastikan jika yang menjadi kepala daerah benar-benar sosok yang bekerja sesuai dengan aspirasi rakyat dan melakukan perubahan di berbagai bidang misalnya dalam bidang pendidikan, kesehatan, infrastrukur, pelayanan masyarakat dan lainya.

Saat ini banyak yang takut ke TPS karena pandemi, tentu hal tersebut jangan sampai ini menghalangi kalangan milenial menggunakan hak pilihnya, karena penyelenggara sudah melakukan antisifasi dengan menerapkan standar protokol kesehatan, pengurangan jumlah pemilih per TPS, menentukan waktu bagi masyarakat untuk mencoblos dan lainnya.

“Tidak ada alasan takut datang ke TPS karena semua sudah di atur untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” imbuhnya.

Ada tiga alasan kenapa pemuda harus tetap memilih menurut Meryl, Pertama, jika tidak memilih kita tidak bisa menentukan siapa pemimpin kedepan dan kepemimpinan akan berdasar pada penunjukan yang tentu sering kali tidak sesuai dengan keinginan Rakyat. Kedua, ketika tidak memilih maka tidak memiliki hak untuk komplain maka tata kelola pemerintahan akan berjalan tanpa kontrol.

“Ketiga, dengan tidak memilih maka kita membiarkan orang yang tidak tepat untuk memimpin,” terangnya.
Sejarah pergerakan dan kemerdekaan Indonesia didorong dan diperjuangkan oleh anak-anak muda, dengan semangat dan idealisme, mau belajar dan mau berbuat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here